Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa Gregor Johann Mendel atau yang lebih dikenal sebagai Mendel merupakan peletak dasar prinsip-prinsip hereditas. Karena jasanya itulah Mendel digelari sebagai bapak genetika, bahkan oleh pemerintah setempat mendel dijadikan sebagai ikon perangko tahun 1965. Dalam melakukan eksperimennya, Mendel menggunakan kacang ercis (Pisum sativum) sebagai objeknya penelitiannya.
Alasan Mendel Memilih Kacang Ercis
Mendel melakukan eksperimen selama 7 tahun tanpa kenal lelah. Eksperimen 1 dengan tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Mendel memilih tanaman ini karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:
- Kacang ercis memiliki pasangan sifat beda yang sangat mencolok yang diamati pada bagian tanaman dalam hal; bentuk biji (bulat : kisut), warna biji (kuning : hijau), warna kulit biji (coklat : putih), buah masak (licin : berlekuk), buah muda (hijau : kuning), letak bunga (di ketiak : di ujung), batang (tinggi 2 - 2,5 m : pendek 25 - 50 cm
- Kacang ercis umumnya melakukan penyerbukan sendiri karena memiliki bunga sempurna
- Kacang ercis dengan mudah melakukan penyerbukan silang
- Masa hidup kacang ercis tidak lama sehingga cepat menghasilkan keturunan.
Eksperimen Mendel
Mendel menyilangkan dua tanaman induk galur murni yang memiliki satu sifat beda dan 6 sifat lainnya sama. Misalnya parental (induk) dengan sifat biji bulat (BB) disilangkan dengan biji kisut (bb). Pada keturunan pertama (F1) diperoleh individu-individu yang keseluruhannya memiliki ciri-ciri serta sifat yang sama seperti ciri/sifat yang dimiliki oleh salah satu induknya (dominan), sedangkan salah satu ciri induknya yang lain tidak muncul (resesif) yaitu Bb.
Apabila individu keturunan F1 (Bb) tersebut disilangkan sesamanya akan diperoleh keturunan kedua (F2) biji bulat (BB), 2 biji bulat (Bb), biji kisut (bb), sehingga diperoleh perbandingan biji bulat dengan biji kisut 3 : 1. Ciri/sifat induk (BB atau bb) yang pada F1 tidak muncul, ternyata muncul pada keturunan F2.
Hipotesis Mendel
Setlah melakukan eksperimen, Mendel menyusun beberapa hipotesis sebagai berikut:
- Setiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang gen, satu berasal dari induk jantan dan yang satu lagi dari induk betina.
- Tiap pasangan gen menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya sifat bulat atau kisut, sifat tinggi atau kerdil. Kedua bentuk alternatif tersebut dinamakan alela.
- Pada peristiwa dominansi, satu dari anggota pasangan alela tersebut dominan dan menutupi ekspresi alela yang resesif, apabila keduanya berada bersama-sama.
- Pada pembentukan sel-sel kelamin (gamet) yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor keturunan (gen) memisah (segregasi). Setiap gamet menerima salah satu gen dari pasangan gen (alela).
- Individu galur murni mempunyai dua alela yang sama, yaitu dominan semua atau resesif semua. Contoh, BB = sifat bulat murni dan dominan; bb = sifat kisut murni dan resesif.
Hukum Mendel I atau Hukum Segregasi
Berdasarkan hasil penelitiannya, Mendel mengemukakan pernyataan bahwa:
Pasangan gen yang mengendalikan suatu sifat tertentu, pada pembentukan gamet, memisah diri sehingga setiap gamet mengandung sebuah gen dari setip pasangan gen tersebut.
Pernyataan inilah yang dikenal sebagai Hukum Mendel I.
Semoga uraian singkat ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai panduan belajar biologi.
Next : Hukum Mendel II
Thanks informasinya
ReplyDelete